Prospe Bisnis Properti 2014
Kenaikan
harga properti tak terkejar kenaikan penghasilan. Apalagi skuku bunga BI
naik dan diprediksi akan kembali naik menyusul merosotnya rupiah. Tentu
saja suku bunga KPR akan meningkat pula.
Akibatnya di tahun 2014, diprekdisikan backlog rumah akan meningkat
tajam dibanding tahun 2013. Saat ini saja diperkirakan 15 juta orang
belum memiliki rumah. Dan setiap tahun bertambah 200ribu-500ribu orang.
Para pengembang akan “dipaksa” menurunkan segmentasi pasarnya ke
pasar menengah dan bawah yang sebenarnya juga sudah penuh. Belum lagi
peraturan perijinan yang semakin ketat. Mengakibatkan margin profit
tipis.
Walau demikian, investasi properti tetap lebih menjanjikan
dibandingkan dengan investasi lainnya. Karena “barang” akan semakin
langka. Dan sesuai rumus ekonomi, barang yang langka, akan semakin
meningkat harganya.
Hal ini mendorong para investor untuk memilih membangun atau membeli
properti produktif seperti kost-kostan atau rumah kontrakan. Mengingat
pasar pengguna properti yang tidak mampu membeli, akan memilih menyewa.
Perlu dukungan pemerintah untuk mendorong sektor properti terutama
segmentasi rumah bersubsidi. Perlu stimulus yang lebih dari sekedar suku
bunga tetap, kemudahan uang muka, pengurangan pajak. Misalkan saja
pembebasan biaya perijinan, proses sertifikasi, pembangunan jalan,
listrik, air dan fasum lainnya.
Semata-mata agar makin banyak orang yang mampu membeli rumah. Dan perekonomian kembali berjalan berlandaskan sektor riil.
Investasi Properti di 2014 Tetap Menarik
Investasi
properti tetap menarik di tahun 2014. Meski ada perubahan peraturan
tentang pemberian KPR, namun ini tidak menyurutkan gemerlapnya investasi
properti. Mengapa?
Karena properti memiliki two ways income. Apa saja?
Capital Machine | Yakni properti mengalami kenaikan harga dan disebut
capital gain. Capital gain ini bisa diakui sebagai gain apabila
dilakukan penjualan.
Cash Flow Machine | Yakni properti dapat menghasilkan uang bila
disewakan kepada pihak ketiga. Misalkan saja rumah kontrakan,
kost-kostan, hotel, ruko disewakan atau dijadikan tempat bisnis. Payback
period terhadap investasi mungkin memang lama, namun tidak mengapa.
Bukankah sekarang semakin sulit untuk beli properti? Benar, sulit. Tapi akan lebih sulit bila tidak membeli properti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar